Tak Seperti Biasanya, Pengunjung Museum Blambangan Meningkat 30 Persen
radiovisfm.com – Jumlah pengunjung Museum Blambangan mengalami peningkatan signifikan. Hal ini dipicu oleh adanya pameran Banyuwangi Kolo Semono yang diselenggarakan di halaman kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.
Tak hanya menikmati pameran aksi panggung, para pengunjung juga tertarik untuk mengintip peninggalan sejarah yang tersimpan di dalam Museum Blambangan. Peningkatan jumlah pengunjung ini tentunya disambut baik oleh pihak pengelola Museum Blambangan.
“Dengan adanya acara ini, masyarakat semakin tahu bahwa di Banyuwangi juga ada museum, karena sebagian besar masyarakat Banyuwangi tidak tahu kalau Kabupaten Banyuwangi memiliki museum, apalagi masyarakat yang jauh dari kota,” kata Bayu Ari Wibowo, pemandu museum.
Jumlah pengunjung Museum Blambangan terhitung meningkat sebanyak 30 persen dibanding hari-hari biasa. Kali ini, pengunjung pun tak hanya terbatas pada siswa sekolah atau kunjungan komunitas, tetapi juga masyarakat umum.
“Sebagian besar masyarakat umum itu awalnya hanya berniat mengunjungi pameran,” tutur Bayu.
Keberadaan Museum Blambangan memang menjadi salah satu inspirasi pameran Banyuwangi Kolo Semono. Destinasi wisata sejarah ini memiliki sebanyak 4.300 koleksi benda bersejarah yang terbagi ke dalam empat timeline besar, yakni era prasejarah, Hindu-Budha, Islam dan kolonial.
Sementara untuk jenis atau bentuk koleksi, terdapat etnografi, arkeologi, numistika, filologika, historika, teknologika dan beragam seni rupa.
“Saya baru tahu disini ada museum. Saya senang bisa membaca sejarah sekaligus melihat benda peninggalannya. Koleksinya juga cukup lengkap dan otentik. Saya akan datang lagi mengajak keluarga,” ungkap Dinda, pengunjung asal Kecamatan Srono.
Sebagai informasi, Banyuwangi Kolo Semono masih akan berlangsung hingga tanggal 7 Juni 2024. Pengunjung dapat sekaligus mengunjungi Museum Blambangan untuk menggali pengetahuan baru yang sangat menarik.
Nikmati pula berbagai pertunjukan budaya, kuliner dan jamu tradisional, penyewaan busana adat untuk foto, hingga pijat tradisional.
Comments
This post currently has no comments.