Lagi-Lagi, Bullying Kembali Terjadi Dikalangan Pelajar Banyuwangi
radiovisfm.com – Pemkab Banyuwangi bersama kepolisian telah berkoordinasi dan menggelar pertemuan dengan berbagai pihak untuk menyelesaikan kasus perundungan yang menimpa seorang siswa di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Banyuwangi. Pertemuan ini melibatkan korban, para pelaku dan orang tua dari semua pelajar yang terlibat.
Kasus perundungan itu terjadi di area luar sekolah. Dalam video berdurasi 2 menit 8 detik yang beredar, terlihat beberapa siswa merundung secara bergantian terhadap seorang siswa lain.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Suratno menjelaskan, kasus perundungan itu terjadi pada Rabu (19/6/2024) kemarin. Kejadiannya berlangsung sepulang jam sekolah di Putuk Desa Kelir, Kecamatan Kalipuro.
“Setelah mengetahui adanya kejadian itu, ibu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menelphon kami dari Tanah Suci dan memerintahkan untuk segera menyelesaikan masalah ini. Sekaligus kami ambil pembelajaran agar tak terjadi lagi ke depan,” papar Suratno.
Suratno pun langsung mengontak pihak sekolah, dan berkoordinasi dengan kepolisian setempat.
Pihak kepolisian kemudian memanggil korban, para pelaku, dan orang tua kedua belah pihak. Dalam pertemuan itu, kepolisian memberikan pemahaman tentang perundungan dan sanksi yang akan didapat para pelakunya.
“Termasuk juga melakukan koordinasi lebih lanjut atas kejadian perundungan itu, serta mencegah agar tindakan serupa tidak terjadi lagi,” tutur Suratno.
“Kasus perundungan itu dilatarbelakangi atas unggahan korban di status WhatsApp. Korban menggunggah status yang berisi tantangan berkelahi satu lawan satu untuk siapa saja yang berani. Unggahan status itu kemudian direspons oleh para siswa lain dengan aksi bullying,” paparnya.
Suratno mengingatkan kepada masyarakat, khususnya para siswa, untuk bijak dalam bermedia sosial.
“Media sosial jangan dipakai secara sembrono,” pinta Suratno.
Suratno mengaku, Dinas Pendidikan juga terus mengingatkan kepada sekolah-sekolah untuk terus menjalin koordinasi dengan semua pihak, termasuk orang tua, untuk terus memberi edukasi anti-perundungan.
“Ini perlu kontrol sosial yang sangat ketat untuk mencegah terjadinya perundungan. Ini tanggung jawab bersama antara pihak sekolah, orang tua, dan semua pihak,” jelas Suratno.
Pendidikan di sekolah dengan Merdeka Belajar dan Implementasi P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) secara rutin memang berisi materi positif untuk tumbuh kembang anak. Namun kepedulian orang tua dan masyarakat merupakan bagian dari ekosistem yang tidak bisa terlepaskan.
Comments
This post currently has no comments.