Tak Terima Dicemarkan via WA Group, PCNU Banyuwangi Lapor Polisi
radiovisfm.com – Jajaran Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Banyuwangi mendatangi Mapolresta Banyuwangi, melaporkan sebuah akun yang diduga mencemarkan kepengurusan PCNU di media sosial (medsos).
Akun tersebut dinilai memojokkan dengan kalimat yang tidak pantas.
Laporan ke Polresta ini diwakili Wakil Sekretaris PCNU Banyuwangi, Guntur Albadri didampingi pengacara dari Sekretaris Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH NU) Banyuwangi, Fitrul Uyun Sadewa.
Upaya hukum ini bukan tanpa alasan. Dalam sebuah grup percakapan di medsos, salah satu akun melontarkan kalimat tidak lazim belum lama ini.
“Kami melaporkan akun di sebuah grup WhatsApp yang menghina pengurus karataker PCNU Banyuwangi. Laporan ini adalah tugas dari PCNU,” ujar Guntur usai dimintai keterangan penyidik Polresta Banyuwangi.
“Kami sengaja melapor dengan sejumlah alasan. Salah satunya, di kepengurusan karateker PCNU Banyuwangi banyak ulama kharismatik. Tak hanya dari Banyuwangi, namun luar daerah. Mereka adalah tokoh-tokoh di PCNU yang sangat dihormati,” paparnya.
Menurut Guntur, tidak pantas jika para tokoh ini dihina dan dilecehkan di medsos. Pihaknya berharap hal ini ditindak sesuai hukum.
“Kepengurusan PCNU Banyuwangi hanya mengemban amanat dari PBNU. Tugasnya, memperbaiki internal organisasi,” kata Guntur.
“PCNU Banyuwangi menjalankannya sesuai aturan dari PBNU. Kami perlu waktu dan tenaga untuk bekerja. Jangan sampai ada pihak yang menghujat, menghasut dan memfitnah kerja kami,” pungkasnya.
Dalam laporannya, PCNU Banyuwangi menggunakan sangkaan pasal 27 ayat (3) Undang-Undang ITE. Salah satu barang bukti yang dilampirkan adalah tangkapan layar percakapan di sebuah grup. Anggota grup ini mencapai 500 orang lebih. Namun, tak semuanya saling kenal.
“Laporan ini sebagai wujud tanggungjawab mengemban organisasi. Jangan sampai pengurus karateker PCNU diserang secara pribadi. Kami berharap pemilik akun bisa segera diungkap dan diproses secara hukum,” jelas Sekretaris LPBH NU Banyuwangi, Fitrul Uyun Sadewa.
Menurut Uyun, ungkapan di grup percakapan itu bukan akun privat. Sebab, masing-masing anggotanya tidak seluruhnya saling kenal.
“Kami akan terus mengejar identitas di balik akun ini,” tutur pengacara muda Banyuwangi itu.
Comments
This post currently has no comments.