menu Home chevron_right
Banyuwangi

Gelar Sarasehan, BPBD se-Jatim Kumpul di Banyuwangi

Ilex | 14 Juli 2024

radiovisfm.com – Pemerintah Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan Sarasehan Gelar Peralatan Penanggulangan Bencana tahun 2024 yang dipusatkan di Pantai Boom Banyuwangi.

Sebagai “Keynote Speaker” dalam acara tersebut adalah Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono.

Sarasehan ini diikuti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Jawa Timur dan dihadiri Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto yang digelar selama empat hari mulai Sabtu (13/7/2024) hingga Selasa (16/7/2024).

Masing-masing daerah memamerkan kesiapan peralatan dan logistik yang dimiliki sebagai persiapan menghadapi bencana. Digelar juga lomba ketrampilan penanganan bencana.

Saat membuka sarasehan tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen Suharyanto mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk mengecek kelengkapan fasilitas penanggulangan bencana di Jawa Timur dan meningkatkan kemampuan sumber daya manusia BPBD.

“Bencana yang berhubungan dengan musim kemarau menjadi salah satu fokus dalam sarasehan tersebut. Sebab, beberapa daerah di Jatim telah mengalami kekeringan,” ujar Suharyanto.

“Dalam penanggulangan bencana, 73 persen keberhasilannya apabila peralatan dan logistik terpenuhi. Dari hasil pemeriksaan di masing-masing tenda kabupaten/kota, kami menganggap Jatim telah cukup siap menghadapi risiko kebencanaan ke depan,” paparnya.

Suharyanto mengapresiasi upaya yang dilakukan Jawa Timur dalam penanggulangan bencana selama dua tahun terakhir.

“Mitigasi yang dilakukan oleh Jawa Timur terbilang sangat cepat dan tepat sasaran. Jawa Timur ini sangat bagus dalam penanganan bencana. Kebakaran hutan di bromo, gempa di Bawean dengan cepat diselesaikan dan pemulihan masyarakatnya juga cepat. Hal itu sangat luar biasa,” jelas Suharyanto.

Sementara itu, di hadapan 600 peserta BPBD se-Jatim dan Bali, Pj. Gubernur Adhy menyampaikan bahwa berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ketersedian logistik dan peralatan mitigasi bencana di Jawa Timur mencapai 73 persen.

“Sistem manajamen logistik dan peralatan itu sangat menentukan keberhasilan penanganan bencana. Seperti yang disampaikan bapak Kepala BNPB bahwa ketersedian logistik dan peralatan mitigasi bencana di Jatim sudah sangat baik yakni 73 persen,” papar Adhy.

“Kami berharap, dengan adanya sarasehan ini menjadi momentum dalam menyempurnakan dan mengupgrade peralatan yang ada,” imbuhnya.

Berkaitan dengan peningkatan peralatan mitigasi bencana, lanjut Adhy, Pemprov Jatim terus berupaya memanfaatkan teknologi sebagai “early warning system”. Hal itu dinilai sangat penting, mengingat banyak negara-negara maju yang berhasil dalam mitigasi bencana karena adanya bantuan teknologi.

“Kami terus memantau semua informasi teknologi kebencanaan. Sebelumnya, kami ke Jepang untuk melihat penggunaan teknologi vulkanologinya,” tutur Adhy.

Selain penggunaan peralatan dan teknologi, Adhy menambahkan, peningkatan mutu kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) juga sangat penting. Oleh karenanya diperlukan pelatihan dan pendampingan yang intens serta berkelanjutan.

Hal penting lainnya adalah kerja sama pentahelix. Pentahelix yang dimaksud adalah dengan melibatkan sejumlah stakeholder mulai dari pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa.

“Dalam penanganan bencana perlu ada kerja sama yang pentahelix, melibatkan multi sektor. Pemprov Jatim membuka diri dengan siapapun baik organisasi, “rescuer” ataupun masyarakat,” jelas Adhy.

Sementara dari segi sistem manajemen, Adhy menyampaikan perlu adanya sistem komando yang terpusat sehingga lebih mudah dan efektif dalam melakukan koordinasi penanggulangan bencana.

“Sistem komando terpusat itu sangat penting. Tahun depan, Jawa Timur akan meluncurkan BPBD One. Ini akan menjadi ICS atau Incident Command System. Ada chief Commander, yang mengatur manajemen bencananya,” papar Adhy.

Sementara Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih atas kesempatan menjadi tuan rumah sarasehan Gelar Peralatan Kebencanaan. Termasuk untuk bantuan alat dan dana siap pakai.

“Banyuwangi salah satu daerah di Jatim yang memiliki potensi bencana yang cukup beragam. Kami menyadari potensi ini dengan terus meningkatkan kesiapsiagaan daerah. Salah satunya mencukupi peralatan, logistik, dan menyiapkan SDM lapangan,” jelas Bupati Ipuk.

Dalam kesempatan ini, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memberikan bantuan dana dukungan operasional penanganan siaga darurat bencana kekeringan kepada Pemprov Jatim dan Kabupaten Banyuwangi masing-masing sebesar Rp 250 juta.

Selain itu juga diberikan bantuan kepada 22 BPBD kabupaten/kota di Jatim, dengan masing-masing instansi senilai Rp 200 juta.

Written by Ilex

Comments

This post currently has no comments.

Leave a Reply





  • play_circle_filled

    Radio VIS FM Banyuwangi
    Radio VIS FM

play_arrow skip_previous skip_next volume_down
playlist_play