menu Home chevron_right
Banyuwangi

Bidan di Banyuwangi Berperan Aktif Dalam Pencegahan Stunting dan Penekanan AKI/AKB

Ilex | 10 September 2024

radiovisfm.com – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mengapresiasi peran dan dedikasi para bidan pada pencegahan stunting dan menekan angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB).

Hal itu disampaikan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menghadiri Seminar Akselerasi Penurunan AKI/AKB dan Stunting dengan Inovasi “Barak Pitu” dalam rangka HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke – 73, di Aula STIKES, Banyuwangi.

Acara seminar tersebut dihadiri seribu bidan se-Banyuwangi yang bertugas di Puskesmas, RSUD, RS dan Klinik Swasta serta bidan mandiri.

“Selamat kepada Ikatan Bidan Indonesia yang saat ini berusia 73 tahun. Atas nama pemerintah daerah, saya sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada rekan-rekan IBI yang selama ini telah berperan aktif dalam upaya penurunan AKI/AKB dan stunting di Banyuwangi,” ujar Bupati Ipuk.

“Perlunya penanganan AKI/AKB serta stunting karena bukan hanya terkait masalah kesehatan, namun dampak jangka panjangnya pada pembangunan manusia dan ekonomi bangsa di masa depan,” paparnya.

Karenanya kata Bupati Ipuk, harus dilakukan pencegahan sejak dini dengan memberikan edukasi kepada remaja, calon pengantin, dan ibu hamil tentang pentingnya gizi dalam tumbuh kembang anak.

“Libatkan semua kader yang ada di masyarakat untuk upaya mencegah terjadinya kasus,” pinta Bupati Ipuk.

“Penanganan masalah ini melibatkan banyak pihak. Antara lain melibatkan pendampingan dari dokter spesialis anak dan spesialis obgyn. Kami juga sangat mengapresiasi inovasi Barak Pitu dari IBI Banyuwangi. Bersama semua sinergis untuk menuntaskan masalah stunting dan AKI/AKB,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua IBI Banyuwangi Yulianingsih mengatakan, jumlah bidan di Banyuwangi mencapai 1.828 bidan.

“Terkait penanganan stunting dan AKI/AKB, IBI telah menelurkan inovasi Barak Pitu, yakni akronim dari Banyuwangi Bergerak Peduli Ibu Hamil Tujuh Terlalu,” ungkap Yulianingsih.

Tujuh terlalu yang dimaksud adalah kehamilan yang terlalu muda, terlalu tua, terlalu lambat hamil, terlalu cepat hamil, terlalu kurus, terlalu gemuk dan terlalu pendek.

“Para bidan telah sepakat untuk menggiatkan Barak Pitu saat pelayanan kebidananan. Sehingga apabila ditemukan kasus harus segera dilakukan rujukan dini untuk mendapatkan intervensi dari rumah sakit dan dokter kandungan,” pungkas Yulianingsih.

Written by Ilex

Comments

This post currently has no comments.

Leave a Reply





  • play_circle_filled

    Radio VIS FM Banyuwangi
    Radio VIS FM

play_arrow skip_previous skip_next volume_down
playlist_play