menu Home chevron_right
Banyuwangi

Warga Banyuwangi Serbu Pasar Gerakan Pangan Murah yang Digelar Badan Pangan Nasional

Ilex | 1 Oktober 2024

radiovisfm.com – Badan Pangan Nasional (BPN) menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di Banyuwangi. Dalam gerakan tersebut, berbagai bahan pangan dijual dengan harga yang terjangkau masyarakat.

GPM ini dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan.

Pada gerakan itu, BPN bersama Pemkab Banyuwangi bekerjasama dengan toko retail seperti Roxy, Vionata, dan Ramayana. Selain itu juga melibatkan beberapa pihak lainnya, seperti Bulog, Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), dan UMKM setempat.

Berlangsung di Lapangan Glagah Desa Olehsari, acara ini mendapat sambutan positif warga. Mereka ingin membeli kebutuhan pokok dengan harga lebih murah dibandingkan harga pasar, seperti beras, gula, telur, minyak goreng, cabai, serta bawang putih dan merah.

Sebagai contoh, harga mie instan Indomie bisa didapatkan seharga Rp. 80 ribu per dus (isi 40) sementara harga normal Rp. 120 ribu-an. Beras medium (5kg) dijual seharga Rp 56.500, sementara harga di pasaran mencapai Rp 60.000. Gula pasir dijual Rp 17.000 per kg, sedangkan harga pasaran Rp 18.000. Minyak goreng juga dijual dengan harga Rp 13.500 per liter, lebih rendah dibandingkan harga pasar yang mencapai Rp 16.200.

Saat meninjau pelaksanaan, Pj Bupati Banyuwangi Sugirah mengatakan salah satu daya tarik utama Gerakan Pangan Murah adalah harga jual yang jauh lebih murah dibandingkan harga pasaran.

“Ini tentu saja sangat membantu masyarakat. Terutama mereka yang memiliki daya beli terbatas. Dengan program ini, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam,” papar Sugirah.

“Pemkab telah siapkan berbagai langkah untuk menjaga stabilitas pangan di Banyuwangi, termasuk fasilitasi distribusi pangan melalui distribusi pangan dari wilayah surplus ke defisit agar tercipta keseimbangan pasokan dan stabilisasi harga. Misalnya daerah dengan pasokan Jagung yang melimpah seperti Wongsorejo bisa substitusi desa lain di Banyuwangi agar pasokan harganya bisa stabil,” ujarnya.

Sugirah juga memastikan pasokan pangan di Banyuwangi dalam kondisi aman meskipun di tengah lesunya beberapa komoditas holtikultura seperti cabai dan tomat.

“Kami berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memantau perkembangan harga dan stok pangan di pasar. Kami akan terus berupaya menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat Banyuwangi. Terima kasih pada pemerintah pusat yang telah menyelenggarakan kegiatan ini,” jelas Sugirah.

Painem (63), warga Desa Paspan, kedapatan memborong cabai rawit, bawang putih dan merah, minyak, dan telur untuk kebutuhan di rumahnya.

“Saya dapat kabar kalau ada pasar murah disini, jadi saya menyempatkan untuk membeli karena harganya lebih terjangkau daripada di peken (pasar tradisional),” ungkap Painem.

Di pasar murah tersebut, tersedia juga berbagai bahan pokok lainnya: Intermie 1 dus (isi 40) dengan harga Rp. 40.000, tepung tapioka (500 gr) seharga Rp. 8.000, bawang putih Rp. 34.000/kg, cabai rawit seharga Rp.28.000/kg, buncis Rp. 3.000/bundle, jamur kuping Rp. 7.000/ikat, dan tomat Rp.3000/kg.

Written by Ilex

Comments

This post currently has no comments.

Leave a Reply





  • play_circle_filled

    Radio VIS FM Banyuwangi
    Radio VIS FM

play_arrow skip_previous skip_next volume_down
playlist_play