Banyuwangi Dampingi Psikologi Keluarga Korban Rudapaksa Hingga Meninggal
radiovisfm.com – Pemkab Banyuwangi langsung memberikan pendampingan kepada keluarga korban kasus dugaan rudapaksa dan pembunuhan anak berusia 7 tahun, di Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru Banyuwangi.
Pendampingan terutama diperuntukkan pada ibunda korban yang diketahui saat ini tengah hamil tua.
Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB, Banyuwangi, Henik Setyorini menjelaskan, sejak usai mendapat informasi kejadian memilukan ini, pihaknya langsung menerjunkan tim untuk melakukan pendampingan. Utamanya pendampingan psikologis pada ibunda korban, yang saat ini tengah hamil tua.
“Ibunda korban saat ini tengah hamil besar dengan usia kandungan 7 bulan masuk 8 bulan, dan sering mengigau memanggil nama almarhumah korban. Selain itu, ada kakak korban yang masih kelas 4 sekolah dasar,” papar Henik.
Henik mengaku, saat ini kondisi ibu korban sudah mulai mau makan meskipun sedikit. Tim P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak) juga terus berupaya untuk memberikan motivasi kepada orang tua korban.
“Satgas PPA dan Tim pendamping P2TP2A, sejak 13 November telah melakukan pendampingan visum dan otopsi di RSUD Genteng. Terkait biaya visum dan autopsi yang telah dilakukan ditanggung oleh Pemkab Banyuwangi,” papar Henik.
Tim juga telah mendatangi rumah duka untuk cek lokasi kejadian dan makam korban, serta melihat kondisi orang tua korban bersama Kepala Kemenag Banyuwangi yang merupakan anggota dari Tim SATGAS PPA Banyuwangi.
“Tim P2TP2A juga akan terus mengawal kasus ini secara hukum hingga putusan pengadilan. Saat ini kasus itu tengah ditangani oleh Polresta Banyuwangi,” imbuh Henik.
Sebagai informasi korban adalah DCN, warga Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru. Korban merupakan siswi kelas I Madrasah Ibtidaiyah. Peristiwa pilu ini terungkap saat orang tua korban curiga korban tak kunjung pulang lewat jam usai sekolah, pada Rabu (13/11/2024) kemarin.
Di jam tersebut korban biasanya telah sampai di rumah. Namun saat itu, korban tak kunjung tiba. Orang tua korban menghubungi guru sekolah. Guru sekolah menjawab korban telah meninggalkan sekolah sejak jam sekolah berakhir. Jawaban itu membuat orang tua dan guru merasa curiga. Mereka mencari keberadaan korban bersama-sama.
Akhirnya korban ditemukan tergeletak dengan posisi terlentang di pematang sawah yang tak jauh dari rumah korban. Di TKP aparat kepolisian menemukan kancing-kancing baju yang berserakan.
Baju seragam masih menempel ditubuh korban, sedangkan celananya sudah terlepas. Sepeda gayuh yang biasa dikendarai korban ke sekolah ditemukan dibawah pohon dekat sungai, tidak jauh dari lokasi.
Korban sempat dibawa ke klinik, namun nyawanya tak tertolong.
Comments
This post currently has no comments.