Dikenal Memiliki Inovasi, Kementan Apresiasi Program Pertanian Banyuwangi
radiovisfm.com – Kementrian Pertanian mengapresiasi akselerasi program pertanian yang dilakukan Pemkab Banyuwangi, sehingga mendorong munculnya banyak anak muda yang tertarik berkecimpung di dunia pertanian dan berbagai sub sektornya.
Hal itu disampaikan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono saat mengunjungi produksi dan pengemasan beras organik Banyuwangi, Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) Sirtanio, Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi dengan didampingi Bupati Ipuk Fiestiandani.
“Banyuwangi merupakan daerah agraris dengan hasil pertanian yang besar. Banyuwangi juga dikenal memiliki inovasi di sektor pertanian, apalagi kini pelakunya banyak anak muda. Untuk itu kami siap mendukung program-program pertanian yang ada di Banyuwangi,” papar Sudaryono.
Sirtanio sendiri kini telah memasok beras organik di 18.000 supermarket di seluruh Indonesia. Beras organik Banyuwangi juga ekspor ke beberapa negara, yakni Amerika Serikat, China, dan Italia. Berbagai varietas beras organik itu telah didaftarkan sebagai padi asli Banyuwangi oleh Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi di Kementerian Pertanian, dan telah mendapatkan sertifikat organik dari lembaga terkait.
Dalam kunjungannya itu, selain melihat langsung produksi beras organik, Sudaryono juga bertemu dengan para petani muda Banyuwangi.
Sudaryono menyemangati para petani muda itu untuk terus memajukan dunia pertanian.
“Kami senang banyak anak-anak muda Banyuwangi yang terjun ke dunia pertanian. Ini terlihat dengan banyaknya anak muda Banyuwangi yang masuk dalam program Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) Kementerian Pertanian,” ungkap Sudaryono.
Terdapat sekitar 9000 anak muda Banyuwangi yang terlibat dari total 200 ribu anak muda telah tergabung dalam program tersebut. Bahkan menurut dia, Banyuwangi termasuk salah satu daerah dengan akselerasi terbaik untuk program YESS.
“Pemerintah menargetkan untuk tak mengimpor beberapa jenis komoditas pangan pada 2025. Ada empat komoditas yang ditagetkan untuk tak impor, yakni beras, jagung, garam konsumsi, dan gula konsumsi,” tegas Sudaryono.
“Untuk itu, kami berharap para petani milenial turut berperan dalam pencapaian target tersebut. Caranya, dengan terjun langsung menanam komoditas itu sehingga produksi pertanian dalam negeri bisa memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Bupati Ipuk Fiestiandani menyampaikan terima kasih kepada Wamentan karena telah mendukung dan menyemangati para petani muda di Banyuwangi.
“Kami siap mendukung program-program Kementan dalam memajukan dunia pertanian. Banyuwangi sudah memulai itu dengan program Jagoan Tani, yang merupakan program inkubasi bagi para petani muda,” ungkap Bupati Ipuk.
“Semoga ke depan akan ada lebih banyak pilihan bagi anak muda untuk mengembangkan dunia pertanian,” ujarnya.
Ditambahkan Bupati Ipuk, Banyuwangi terus mendorong petani menerapkan sistem pertanian terintegrasi dengan budidaya secara organik.
“Sudah terbukti bahwa produk organik saat ini sangat diminati. Dari segi ekonomi, ini juga lebih menguntungkan. Oleh karena itu, kami terus mendorong para petani untuk menerapkan sistem pertanian terintegrasi,” pungkas Bupati Ipuk.
Comments
This post currently has no comments.