Usai Dilantik, Bupati Ipuk Minta Kadinkes Banyuwangi Selesaikan Berbagai Persoalan Kesehatan

radiovisfm.com – Saat resmi melantik Amir Hidayat sebagai Kepala Dinas Kesehatan definitif, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyampaikan tantangan besar di bidang kesehatan yang masih perlu diselesaikan.

Dalam kesempatan ini, Bupati Ipuk juga melantik 34 pejabat Pimpinan Tinggi Pratama, Administrator dan Pengawas, di lingkungan Pemkab Banyuwangi, di GOR Tawangalun Banyuwangi, Rabu (15/10/2025) kemarin.

Dalam arahannya, Bupati Ipuk menyampaikan tantangan besar di bidang kesehatan masih perlu diselesaikan. Antara lain tingginya angka kematian ibu, bayi, stunting, dan kasus TBC di Banyuwangi.

“Saya berharap pak Amir dapat bekerja lebih keras dan bertanggung jawab dalam menekan berbagai persoalan tersebut,” kata Bupati Ipuk.

Bupati Ipuk juga meminta Dinas Kesehatan terus memaksimalkan gerakan jemput bola agar tidak ada warga Banyuwangi yang terhambat mendapat layanan kesehatan karena faktor ekonomi atau jarak.

Selain itu, ia menekankan pentingnya pendampingan puskesmas agar tenaga kesehatan aktif mencari dan menangani warga sakit, terutama masyarakat kurang mampu di pelosok daerah.

Program Mal Orang Sehat dan layanan kesehatan gratis diminta kembali dimasifkan. Ipuk juga mendorong koordinasi erat antara puskesmas, camat, kepala desa, dan forkopimka di wilayah masing-masing.

“Kita punya unit reaksi cepat yang bukan hanya untuk kemiskinan, tapi juga kesehatan. Saya yakin Pak Amir mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Banyuwangi,” kata Bupati Ipuk.

Menindaklanjuti arahan Bupati Ipuk, Kadinkes Banyuwangi Amir Hidayat mengaku akan memperkuat program yang telah berjalan untuk menurunkan angka kematian ibu, bayi, stunting, dan TBC.

Untuk menekan angka kematian ibu dan bayi, Dinas Kesehatan Banyuwangi mengembangkan inovasi Permata Hati (Persalinan Enam Tangan, Aman, Sehat, Terlindungi). Setiap persalinan wajib ditangani enam tangan tenaga medis.

“Artinya, setiap persalinan minimal ditangani tiga orang, kombinasi dokter, bidan, atau perawat. Semua puskesmas juga siaga 24 jam meski pelayanan umum tutup pukul dua siang,” jelasnya.

Amir menambahkan, Pemkab juga memberi perhatian khusus bagi wilayah sulit dijangkau. Sebanyak 24 lokasi prioritas akan diperkuat dengan tenaga dan sarana tambahan agar mendapat layanan setara wilayah kota.

Sementara untuk TBC atau TB (Tuberculosis), Amir menyebut pihaknya terus memperkuat penemuan dan pengobatan kasus. Saat ini tercatat ada 2 ribu orang positif TB, dan 20 ribu suspek.

Bagi yang positif, Dinkes melakukan directly observed therapy (DOT) atau terapi pengamatan langsung. Pengidap penyakit TB akan mendapatkan pengobatan selama enam bulan hingga sembuh.

“Kami sudah dapat bantuan X-ray portable dari UNDP, agar deteksi dini TB lebih cepat dan akurat. Kami juga gencarkan jemput bola rawat warga,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.