radiovisfm.com – Setiap awal Syawal tiap tahunnya, Pemkab Banyuwangi mengundang para diaspora Banyuwangi. Menariknya, pada tahun ini pemkab melibatkan warung-warung rakyat sebagai suguhan bagi ratusan perantau asal bumi Blambangan saat berkumpul tersebut.
Berbagai masakan khas Banyuwangi yang dihadirkan antara lain Ayam Pedas Sambirejo, Pecel Pitik, Rujak Soto, Nasi Tempong hingga Es Krai (semacam buah blewah). Ratusan diaspora tersebut menikmati suguhan khas tersebut sambil melepas kangen di Pendopo Shaba Swagata Blambangan.
“Ada sate perliman juga, kangen rasanya. Juga tadi sempat menikmati Lontong Jangan yang sudah lama tidak kita makan,” kata Suroso, diaspora yang tinggal di Palembang.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan peran serta para diaspora amat penting bagi perkembangan Banyuwangi. Dia berharap dengan pertemuan para diaspora ini turut memperkuat pembangunan daerah.
“Tidak hanya ajang saling tepuk tangan, namun juga memperkokoh ikatan kekeluargaan dan sinergi bagi Banyuwangi ke depan,” ungkap Bupati Ipuk.
“Hidangan yang disuguhkan kepada perantau ini melibatkan warung rakyat yang cukup dikenal di masyarakat. Harapannya, selain untuk mengobati rindu para perantau akan kuliner khas Banyuwangi, juga untuk memberikan dampak ekonomi kepada pelaku usaha mikro,” paparnya.
Bupati Ipuk menyampaikan bahwa selain tombo kangen kepada para diaspora diharapkan dengan dilibatkan di acara Diaspora ini juga berdampak ekonomi pada UMKM kuliner. “Sekaligus mempromosikan usaha mereka ke para pemudik,” tuturnya.
Tidak hanya yang berasal dari sejumlah kota di Indonesia, turut hadir para diaspora yang berkiprah di berbagai belahan dunia. Baik hadir secara langsung, maupun mengikuti secara virtual. Mayoritas mereka tergabung dalam Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi)
Diaspora Banyuwangi itu tidak sedikit yang berkiprah di berbagai bidang profesional maupun pengusaha di berbagai negara. Bahkan banyak pula yang kemudian menjadi pejabat publik.
Sementara itu, sejumlah pemilik warung mengaku senang dilibatkan dalam acara ini. Bagi mereka, ini merupakan kesempatan untuk mempromosikan usahanya lebih luas.
“Semoga usaha kami bisa dipromosikan para diaspora yang hadir ke teman-teman atau kerabatnya kalau pas ke Banyuwangi,” ungkap Nanik, pemilik warung lontong jangan.
Leave a Reply