Usung Visi Emansipasi Gerakan, Haikal Roja’ Resmi Maju di Konfercab XXV PMII Banyuwangi

radiovisfm.com – Haikal Roja’ Hasbunallah, kader aktif Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), resmi mendaftarkan diri sebagai calon Ketua Pengurus Cabang (PC) PMII Banyuwangi masa khidmat 2025–2026. Sosok yang akrab disapa Haikal ini dikenal sebagai kader dengan rekam jejak panjang dalam organisasi gerakan mahasiswa islam PMII, yang berawal dari PMII Komisariat STAI Darul Ulum (STAIDU) Banyuwangi.

Haikal bukanlah nama baru di dunia pergerakan. Ia pernah memimpin PMII Komisariat STAIDU periode 2022–2023, kemudian melanjutkan kiprahnya di tingkat cabang sebagai Sekretaris Umum PC PMII Banyuwangi periode 2023–2024. Kini, dengan semangat pembaruan, Haikal melangkah maju untuk melanjutkan estafet kepemimpinan organisasi mahasiswa Islam terbesar di Banyuwangi tersebut.

Didampingi oleh Ketua Komisariat PMII STAIDU, Haikal mendatangi Sekretariat Badan Penyelenggara Konfercab (BPK) PMII Banyuwangi yang berlokasi di Graha IKA-PMII untuk menyerahkan berkas pendaftaran pada Senin, 3 November 2025. Adapun Konferensi Cabang (Konfercab) ke-XXV PMII Banyuwangi dijadwalkan berlangsung pada 21–23 November 2025 mendatang.

Dalam keterangannya, Haikal menegaskan komitmennya untuk membawa PMII Banyuwangi menjadi organisasi yang progresif, inovatif, dan adaptif dengan tetap berpijak pada nilai-nilai ideologis.

“Saya ingin PMII Banyuwangi menjadi rumah besar yang inklusif bagi seluruh kader. Tempat di mana setiap anggota dapat belajar, berproses, dan berkontribusi nyata bagi umat dan bangsa,” ujarnya.

Dalam Konfercab ke-XXV tersebut, Haikal mengusung visi emansipasi gerakan PMII yang progresif, inovatif, dan adaptif melalui kaderisasi berbasis local wisdom.

Untuk mewujudkan visi tersebut, ia merumuskan sejumlah misi strategis, di antaranya:

-Membangun kepemimpinan inklusif yang merangkul seluruh elemen kader.

-Mendorong kaderisasi berbasis local wisdom yang tersistem, terstruktur, dan berkelanjutan sesuai relevansi zaman.

-Menciptakan iklim budaya literasi, kajian, dan diskursus keilmuan guna mencetak kader yang kritis, inovatif, dan adaptif.

-Melakukan digitalisasi manajemen organisasi melalui pemanfaatan platform digital.

Menguatkan gerakan berbasis advokasi, riset, dan kajian.

-Menjalin komunikasi strategis antar-stakeholder untuk mengembangkan potensi dan produktivitas kader.

-Membentuk kepribadian kader berdasarkan nilai-nilai Mabadi Khaira Ummah.

Mantan Ketua Komisariat PMII STAIDU tersebut sangat optimistis jika visi dan misinya akan membawa PMII Banyuwangi ke arah yang lebih progresif dan berdampak nyata, baik bagi kader secara internal maupun masyarakat secara umum.

“Saya optimistis, ke depan jika visi dan misi ini dapat didukung serta diwujudkan bersama-sama, maka PMII Banyuwangi akan tetap menemukan relevansinya di tengah arus transformasi digital,” ungkapnya.

Menurut Haikal, PMII Banyuwangi ke depan harus mampu menata ulang orientasi dan arah geraknya agar selaras dengan perkembangan zaman.

“Kita harus memiliki role model kaderisasi yang berlandaskan kebutuhan dan keterampilan tanpa meninggalkan nilai-nilai ideologis. Kader PMII harus mampu menjadi aktor penggerak perubahan, bukan hanya penonton,” terangnya.

Berbekal latar belakang pendidikan pesantren di Pondok Pesantren Modern Al-Azhar Muncar serta pengalaman nyantri di Darussalam Blokagung, ditambah pendidikannya di STAI Darul Ulum Banyuwangi, Ia dinilai memiliki perpaduan karakter keislaman, intelektual, dan kepemimpinan yang ideal untuk memimpin organisasi yang berlandaskan nilai keislaman dan kebangsaan tersebut.

Mengusung tagline “PMII Banyuwangi Bergerak, PMII Berdampak,” Haikal bertekad menjadikan PMII bukan hanya ruang gerak kader, tetapi juga motor perubahan sosial yang produktif, kritis, dan berdaya guna bagi masyarakat luas.

Leave a Reply

Your email address will not be published.