radiovisfm.com – Para pemandu wisata di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen giat mengikuti pelatihan Bahasa Mandarin, karena hal ini menjadi tantangan besar mengingat turis asal China yang mengunjungi Kawah Ijen terus meningkat signifikan dan mereka jarang menggunakan Bahasa Inggris.
Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen menjadi salah satu destinasi wisata primadona di Banyuwangi, khususnya bagi wisatawan mancanegara. Dalam beberapa tahun terakhir, turis asal China mendominasi jumlah pengunjung kawasan ini. Namun, kendala bahasa menjadi tantangan besar, mengingat sebagian besar wisatawan dari China jarang menggunakan Bahasa Inggris.
Merespons hal ini, sedikitnya delapan pemandu wisata di TWA Kawah Ijen kini giat belajar Bahasa Mandarin. Pelatihan tersebut berlangsung di Dusun Tanah Los, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, Banyuwangi. Dengan modal mandiri, mereka mengundang seorang mentor untuk mendalami kemampuan berbahasa Mandarin.
Salah satu pemandu wisata, Sigit, mengungkapkan alasan mengikuti pelatihan tersebut.
“Wisatawan ke Kawah Ijen saat ini kebanyakan dari China. Mereka sangat jarang yang bisa menggunakan Bahasa Inggris sehingga membuat saya dan teman-teman berinisiatif untuk mengikuti pelatihan Bahasa Mandarin,” ungkap Sigit.
“Saya berharap para pemandu wisata bisa meningkatkan kemampuan Bahasa Mandarinnya dengan baik,” ujarnya.
Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, Ainur Rofiq mengatakan, dari data yang ada, memang terjadi peningkatan kunjungan turis asal China ke Kawah Ijen dalam kurun waktu 3-6 bulan terakhir. Dan Rofiq membenarkan jika para pemandu wisata tersebut saat ini tengah mendalami Bahasa Mandarin untuk memperlancar komunikasi mereka bersama wisatawan China.
“Karena rata-rata wisatawan China jarang bisa berbahasa Inggris,” kata Rofiq.
“Ke depan, kami siap memfasilitasi pelatihan Bahasa Mandarin bagi para pemandu wisata karena di Banyuwangi sulit orang yang mempunyai kemampuan berbahasa Mandarin,” paparnya.
Diakui Rofiq, peningkatan turis asal China ke Kawah Ijen ini merupakan dampak dari peristiwa kecelakaan turis China yang meninggal dunia setelah terjatuh ke dasar Kawah Ijen beberapa waktu lalu.
“Rupanya, banyak wisatawan China yang merasa penasaran dengan kondisi Kawah Ijen sehingga mereka berbondong-bondong untuk berwisata ke destinasi setempat,” tutur Rofiq.
Pelatihan ini dipandu oleh Sulistiyani, seorang mentor Bahasa Mandarin yang rela menempuh perjalanan jauh dari Banyuwangi Kota untuk berbagi ilmu. Ia mengaku senang dapat membantu para pemandu wisata mengatasi kendala komunikasi dengan wisatawan China.
“Sudah dua minggu ini saya mengisi kelas Bahasa Mandarin. Mereka sudah sangat lancar, tinggal memperbaiki beberapa kata yang hampir sama bunyinya,” kata Sulistiyani.
“Saya harus mendukung teman-teman guide ini karena ada beberapa kali masalah terkait komunikasi dengan turis China yang tidak bisa Bahasa Inggris. Karena turis China semakin banyak datang ke Kawah Ijen, para guide lokal perlu lebih mendalami Mandarin,” terangnya.
Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para pemandu wisata di TWA Kawah Ijen dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, sehingga meningkatkan kenyamanan dan kepuasan mereka selama berkunjung ke Kawah Ijen.
Leave a Reply