Bertemu Diaspora, Bupati Ipuk Minta Mereka Ikut Tangani Kemiskinan Banyuwangi

radiovisfm.com – Ratusan perantau asal Bumi Blambangan berkumpul melepas kangen akan tanah kelahiran serta menguatkan solidaritas dan jejaring dalam Festival Diaspora Banyuwangi, yang kembali digelar setiap awal Syawal tahun ini.

Kegiatan tersebut digelar di Pendopo Shaba Swagata Blambangan, Kamis (3/4/2025). Tidak hanya yang berasal dari sejumlah kota di Indonesia, turut hadir para diaspora yang berkiprah di berbagai belahan dunia. Baik hadir secara langsung, maupun mengikuti secara virtual. Mayoritas mereka tergabung dalam Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi).

Dalam Festival Diaspora kali ini, juga hadir orang Banyuwangi yang menjadi pejabat publik. Seperti Wakil Wali Kota Sorong, Papua, Haji Sutejo, dan Wakil Walikota Pasuruan Mokhamad Nawawi. Selain itu juga ada Irjen Ibnu Suhendra, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT RI.

Ada pula Wakil Bupati Lamandau, Kalimantan Tengah, Abdul Hamid, dan lainnya yang turut menyapa para diaspora Banyuwangi dari berbagai daerah dan negara.

“Kami bersyukur, warga Banyuwangi di Sorong dan di Papua pada umumnya, guyub rukun. Turut berkontribusi nyata bagi daerah setempat,” kata Haji Sutejo yang juga mantan punggawa Persewangi dekade 90-an asal Desa Wonosobo, Kecamatan Srono itu.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan peran serta para diaspora amat penting bagi perkembangan Banyuwangi.

“Kami sangat bangga atas pencapaian para diaspora Banyuwangi di tempat rantaunya. Telah menjadi duta yang mengharumkan nama daerah,” tegas Bupati Ipuk.

“Semoga dengan pertemuan para diaspora ini turut memperkuat pembangunan daerah. Tidak hanya ajang saling tepuk tangan, namun juga memperkokoh ikatan kekeluargaan dan sinergi bagi Banyuwangi ke depan. Salah satunya dengan mengaktivasi CSR Mobile via aplikasi Smart Kampung untuk membantu warga miskin,” paparnya.

Bupati Ipuk meminta para Diaspora baik secara kelembagaan ataupun personal, bisa turut membantu warga miskin di Banyuwangi secara langsung secara transparan dan akuntabel.

 “Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) tidak hanya berdiri di hampir seluruh kota besar di Indonesia. Tapi, juga ada di semua benua sedunia. Mereka mampu menunjukkan kiprahnya dengan baik,” jelas salah satu sesepuh Ikawangi, Mayjen (Purn) Rusydi Maksum.

Diaspora Banyuwangi itu tidak sedikit yang berkiprah di berbagai bidang profesional maupun pengusaha di berbagai negara. Bahkan banyak pula yang kemudian menjadi pejabat publik. Seperti Dami Sundari Frese asal Kecamatan Tegaldlimo, yang kini berkarir di Jerman. Ia menjadi profesional di salah satu perusahaan multinasional.

“Saat ini saya sangat bangga merepresentasikan tanah kelahiran Banyuwangi di dunia. Warga Banyuwangi tidak kalah bersaing secara profesional dengan masyarakat dunia,” kata Perempuan yang sudah tujuh tahun tinggal di Eropa itu.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Dian Novita yang saat ini berkarir di Amerika Serikat. Tak hanya berkarir secara profesional, di negeri Paman Sam tersebut ia juga bangga memperkenalkan budaya Banyuwangi. Mulai dari tari gandrung hingga barong.

“Budaya Banyuwangi diterima secara antusias dan baik oleh warga Amerika Serikat. Ini tentu menjadi semangat bagi saya untuk mengenalkan Banyuwangi,” papar lulusan penerima beasiswa Banyuwangi Cerdas tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.