radiovisfm.com – Sejak arus mudik hingga balik lebaran, ASDP mencatat ada 101.479 unit kendaraan berbagai jenis dan 418.000 orang penumpang pejalan kaki yang sudah melakukan perjalanan mudik di lintas Ketapang-Gilimanuk baik yang dari Bali masuk ke Jawa maupun sebaliknya. Angka tersebut merupakan akumulasi mulai H-10 arus mudik hingga H+5 arus balik lebaran.
General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Yani Andrianto mengatakan, hingga saat ini arus balik di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk Bali terpantau lancar yang didominasi kendaraan roda 2 serta kendaraan roda 4 berbagai jenis.
“Tidak ada kepadatan atau penumpukan berarti,” ujarnya.
Yani menyebut, pada H+5 yang diprediksi merupakan titik puncak arus balik, tercatat ada 34.800 unit kendaraan roda 2 pemudik sudah kembali ke Pulau Bali melalui Pelabuhan Ketapang, masih turun 5 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan kendaraan roda 4 berbagai jenis sebanyak 45.222 unit dan masih dibawah 4 persen dibanding tahun lalu.
“Secara keseluruhan, jumlah kendaraan bermotor berbagai jenis sejak H-10 hingga H+5 sudah mencapai 101.479 unit dan angka ini lebih rendah 4 persen dibanding tahun lalu. Sedangkan penumpang pejalan kaki maupun yang ada didalam kendaraan sebanyak 418.000 atau lebih tinggi 0,8 persen dari tahun lalu,” papar Yani.
Disampaikan Yani, pada saat dibukanya kembali arus penyeberangan Ketapang-Gilimanuk maupun sebaliknya setelah perayaan Hari Raya Nyepi, tercatat hampir 5 ribuan lebih kendaraan bermotor yang menyeberang ke Pelabuhan Gilimanuk untuk berlibur ke Bali. Bahkan, Pelabuhan Gilimanuk Bali terus mengalami kepadatan hingga dini hari pada H+5 dari kendaraan wisatawan yang akan balik ke Pulau Jawa.
Sementara itu secara total kata Yani, belum seluruhnya kendaraan pemudik yang kembali ke Bali dari Jawa.
“Arus balik dari Jawa tidak mengumpul di satu titik karena para pemudik cenderung masih memanfaatkan libur lebaran di kampung halamannya. Kami prediksi, pergerakan arus balik lebaran akan terus mengalir hingga berakhirnya posko angkutan lebaran,” terang Yani.
Sementara itu, kapal yang di stand by kan ada 54 unit. Yang dioperasikan saat ini sebanyak 30 unit untuk melayani pengguna jasa di lintas penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Sedangkan 2 kapal lainnya sebagai cadangan dan diperbantukan apabila ada kepadatan arus penyeberangan di 2 arah baik dari Pelabuhan Ketapang Banyuwangi maupun Pelabuhan Gilimanuk Bali.
Lebih lanjut Yani mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi angkutan lebaran, hingga saat ini di lintasan Ketapang-Gilimanuk tidak ada kejadian yang menonjol dan semuanya terkendali.
“Kami selalu berkoordinasi dengan BMKG guna memastikan bahwa di musim pancaroba seperti saat ini apabila ada peringatan dini, maka ASDP mengantisipasi sesegera mungkin untuk dilakukan penundaan operasional kapal demi keselamatan pelayaran,” jelas Yani.
Sedangkan untuk 2 unit kapal perbantuan, menurut jadwal akan dioperasikan dilintas Ketapang-Gilimanuk hingga pertengahan April 2025 untuk mengantisipasi lonjakan penumpang kapal. Terutama pada saat pembukaan pembatasan kendaraan barang sesuai SKB bahwa tanggal 9 April seluruh kendaraan logistic sudah mulai normal kembali.
“Hal itulah yang jadi antisipasi kami bagaimana mengatur pola operasi di pelabuhan disaat operasional kendaraan logistik berbarengan dengan kendaraan pemudik,” pungkas Yani.


Leave a Reply