radiovisfm.com – Meskipun terjadi antrean kendaraan truk barang di jalur keluar Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi dan Pelabuhan Gilimanuk, Bali, namun aktivitas bongkar muat di seluruh dermaga, baik MB maupun LCM, saat ini tetap berlangsung normal dan lancar.
Antrean kendaraan logistik terjadi sebagai dampak dari pembatasan operasional kapal pasca dilaksanakannya inspeksi menyeluruh oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan selaku regulator yang berwenang atas keselamatan pelayaran nasional. Langkah ini diambil sebagai bentuk mitigasi risiko menyusul insiden KMP Tunu Pratama Jaya, sekaligus untuk memastikan seluruh kapal yang beroperasi di lintas Selat Bali dalam kondisi laik laut.
Antrian kendaraan bermotor hingga sejauh 15 kilometer ke arah utara hingga di kawasan Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi.
General Manager ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang, Yannes Kurniawan mengatakan, dari total 54 kapal yang telah diperiksa oleh Ditjen Hubla, sebanyak 45 kapal dinyatakan laik laut dan telah mendapatkan izin untuk kembali melayani pelayaran Ketapang-Gilimanuk.
Sementara itu, sejumlah kapal eks LCT yang sebelumnya sempat dihentikan operasionalnya telah memperoleh dispensasi terbatas, di antaranya KM. Agung Samudra IX, KM. Jambo VI, KM. Liputan XII, dan KM. Samudra Utama, dengan ketentuan sebagai berikut:
• Hanya kapal dengan temuan ketidaksesuaian minor yang diperbolehkan beroperasi,
• Pembatasan maksimal 75% dari kapasitas muatan,
• Tidak membawa penumpang maupun kendaraan kecil.
Yannes menjelaskan, ASDP memastikan bahwa seluruh kendaraan yang akan diangkut telah melalui proses penimbangan dan pengaturan muatan secara ketat untuk menjamin keselamatan pelayaran.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, menegaskan bahwa kebijakan pembatasan ini bersifat sementara dan sangat penting untuk menjamin keselamatan pelayaran secara menyeluruh. Ditjen Hubla terus melakukan evaluasi dan verifikasi atas kelayakan kapal secara bertahap.
Hingga Kamis, 17 Juli 2025 total 22 kapal telah beroperasi, dengan rincian:
• Dermaga MB I (5 kapal): KMP. Jambo IX, KMP. Edha, KMP. Wicitra Dharma III, KMP. Munic V, KMP. Surya Ayla
• MB II (4 kapal): KMP. Jambo VIII, KMP. Sumber Berkat II, KMP. Trisila Bhakti II, KMP. Gilimanuk I
• MB III (5 kapal): KMP. Reny II, KMP. Pottre Koneng, KMP. Gilimanuk II, KMP. Bintang Balikpapan, KMP. Trima Jaya 9
• MB IV (4 kapal): KMP. Jambo X, KMP. Potlink 7, KMP. Karya Maritim II, KMP. Swarna Cakra
• Dermaga LCM (4 kapal): KMP. Karya Maritim I, KMP. Samudera Perkasa I, KMP. Samudera Utama, KMP. Jambo VI
Seluruh aktivitas bongkar muat berjalan lancar dengan dukungan kondisi cuaca yang relatif baik: berawan, kecepatan angin 9 knot, gelombang tenang, dan jarak pandang hingga 10 km. Kendati demikian, antrean kendaraan logistik—yang mencapai lebih dari 15 kilometer—masih terjadi karena tingginya volume truk barang dan terbatasnya kapal yang dapat beroperasi penuh.
ASDP menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan terus melakukan koordinasi intensif bersama KSOP, Ditjen Hubla, dan seluruh pemangku kepentingan untuk mempercepat proses normalisasi layanan.
“Keselamatan pelayaran tetap menjadi prioritas utama dalam pengambilan keputusan operasional. Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jasa untuk tetap tertib, mengikuti arahan petugas di lapangan, serta terus memantau informasi resmi dari kanal komunikasi ASDP,” terang Masyhud.
Leave a Reply