Bupati Ipuk Fiestiandani Minta Ikawangi Berkontribusi Bagi Daerah

radiovisfm.com – Solidaritas diaspora Banyuwangi di berbagai daerah menjadi instrumen penting dalam pembangunan daerah. Melalui Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) diharapkan bisa mengorkestrasi berbagai potensi di luar daerah untuk kampung halaman.

“Kami sangat berharap kolaborasi dengan semua pihak. Tak mungkin kami hanya mengandalkan sumber daya yang ada di Banyuwangi saja, apalagi hanya ASN, namun perlu urun tangan dan pikiran semua pihak,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat menghadiri Halal bi Halal Ikawangi Bandung di Puri Bambu, Bandung.

Bupati Ipuk juga mendorong warga Banyuwangi yang merantau di berbagai daerah untuk mengembangkan potensi diri. Sehingga nantinya bisa meraih prestasi terbaiknya dan turut berkontribusi bagi Banyuwangi.

“Jika beberapa waktu lalu viral hastag kabur aja dulu, saya tidak melarang. Silakan lihat dunia. Tapi, mari tengok kembali kampung halaman dan majukan daerah. Tingkatkan kompetensi dan abdikan untuk Banyuwangi,” pinta Bupati Ipuk.

Ajakan Bupati Ipuk tersebut disambut antusias oleh keluarga besar Ikawangi. Meskipun raga terpisah dengan kampung halaman, jiwa dan pikiran mereka tetap tertaut dengan Banyuwangi.

“Apa saja yang menjadi kebutuhan Banyuwangi, selagi bisa, kami siap untuk membantu kemajuan Banyuwangi,” ujar Djuhri Rosyidi, sesepuh Ikawangi di Bandung yang merupakan mahasiswa ITB pertama asal Banyuwangi angkatan 1957.

Pensiunan pejabat Kementerian ESDM itu menyebutkan, jika banyak diaspora Banyuwangi yang kini menjadi ahli dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.

“Ada ahli gempa, ahli pertambangan, penerbangan dan banyak lagi lainnya,” terang pria kelahiran 1933 itu.

Hal yang sama juga ditegaskan oleh Ketua Ikawangi Bandung yang juga dosen Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara ITB, Edy Suwondo.

“Proses regenerasinya terus berlangsung. Ada banyak dosen-dosen muda asal Banyuwangi yang terus mengembangkan karir,” tutur Edy.

Kemajuan Banyuwangi saat ini, imbuh Edy, menambah semangat para perantau untuk menunjukkan identitas diri dan mengambil peran.

“Saya menjadi bangga mengaku Banyuwangi. Saya juga tertantang untuk turut berkontribusi bagi kampung halaman kami,” imbuh lelaki asal Kecamatan Genteng tersebut.

Acara halal bi halal tersebut tak hanya diikuti oleh Ikawangi Bandung. Namun, juga diikuti Ikawangi asal sejumlah kota di Jawa Barat dan Jakarta.

Di antara yang cukup menyita perhatian adalah kehadiran Dr. Dewi Agustiningsih. Perempuan kelahiran 1998 itu berhasil menyelesaikan pendidikan doktoralnya di UGM sebagai lulusan termuda dan tercepat.

Perempuan dengan keahlian di bidang kimia itu menambahkan, sejak November tahun lalu, dirinya tinggal di Bandung. Keterima sebagai dosen di ITB.

Leave a Reply

Your email address will not be published.